Selamat Datang

SELAMAT DATANG semoga Anda nyaman di blog sederhana ini semoga tidak membosankan

Selasa, 17 Juni 2014

Cara tautkan blog ke facebook otomatis

Cara menautkan blog kita secara otomatis

biar update posting kita langsung tayang di

facebook.

1. masuk akun facebook anda


2. Masuk alamat ini disini lalu riset

acoont


3. lalu klil add new publising plan, masukan

alamat blog anda pilih 0 maximal post agar

lebih update dan klik save cange.

Silahkan mencoba semoga bermanfaat.

Hukum chating dengan lawan jenis bukan mahrom

Assalamualaikum,
Sebagaimana yang kita maklumi bahawa,
komunikasi dengan tulisan melalui
jaringan internet atau yang lebih dikenal
dengan 'chatting' baru muncul dan
popular beberapa tahun terakhir. Yaitu,
tepatnya setelah ditemui jaringan internet.
Karena itu dalam kitab-kitab ulama
terdahulu khususnya buku fiqh, istilah ini
tidak akan ditemui. Namun asas bagi
hukum 'chatting' ini sebenarnya sudah
dibahas oleh ulama, jauh sebelum jaringan
internet ditemukan.
'Chatting' dengan lawan jenis yang bukan
mahram sama halnya dengan berbicara
melalui telepon, SMS, dan berkiriman surat.
Semuanya ada persamaan. Iaitu sama-
sama berbicara antara lawan jenis yang
bukan mahram. Persamaan ini juga
mengandung adanya persamaan hukum.
Karena itu, ada dua perkara berkaitan yang
perlu kita bahas sebelum kita lebih jauh
membicarakan hukum 'chatting' itu
sendiri.
Pertama, adalah hukum bicara dengan
lawan jenis yang bukan mahram.
Kedua, adalah hukum khalwat.
Berbicara antara laki-laki dan perempuan
yang bukan mahram pada dasarnya tidak
dilarang apabila pembicaraan itu
memenuhi syarat-syarat yang sudah
ditentukan oleh syara'. Seperti
pembicaraan yang mengandungi
kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan,
tidak menyebabkan fitnah dan tidak
khalwat. Begitu jika hal yang penting atau
berhajat umpamanya hal jual beli,
kebakaran, sakit dan seumpamanya maka
tidaklah haram.
Dalam sejarah kita lihat bahwa isteri-isteri
Rasulullah SAW berbicara dengan para
sahabat, ketika menjawab pertanyaan
yang mereka ajukan tentang hukum
agama. Bahkan ada antara isteri Nabi SAW
yang menjadi guru para sahabat selepas
wafatnya baginda iaitu Saidatina Aisyah
RA.
Dalam hal ini, Allah SWT berfirman yang
artinya:
"Karena itu janganlah kamu (isteri-isteri
Rasul) tunduk(yakni melembutkan suara)
dalam berbicara sehingga orang yang
dalam hatinya ada penyakit memiliki
keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah
perkataan yang baik". (QS. al-Ahzab: 32)
Imam Qurtubi menafsirkan
kata 'Takhdha'na' (tunduk) dalam ayat di
atas dengan arti lainul qaul (melembutkan
suara) yang memberikan rasa ikatan dalam
hati. Yaitu menarik hati orang yg
mendengarnya atau membacanya adalah
dilarang dalam agama kita.
Artinya pembicaraan yang dilarang adalah
pembicaraan yang menyebabkan fitnah
dengan melembutkan suara. Termasuk di
sini adalah kata-kata yang diungkapkan
dalam bentuk tulisan. Karena dengan
tulisan seseorang juga bisa
mengungkapkan kata-kata yang
menyebabkan seseorang merasakan
hubungan istimewa, kemudian
menimbulkan keinginan yang tidak baik.
Termasuk juga dalam melembutkan suara
adalah kata-kata atau isyarat yang
mengandung kebaikan, namun ia boleh
menyebabkan fitnah. Iaitu dengan cara
dan bentuk yang menyebabkan timbulnya
perasaan khusus atau keinginan yang
tidak baik pada diri lawan bicara yang
bukan mahram. Baik dengan suara
ataupun melalui tulisan.
Jika ada unsur-unsur demikian ia adalah
dilarang meskipun pembicara itu
mempunyai niat yang baik atau niatnya
biasa-biasa saja.
Adapun khalwat, hukumnya dilarang
dalam agama Islam. Sebagaimana dalam
sabda Rasulullah SAW yang artinya:
"Janganlah ada di antara kalian yang
berkhalwat dengan seorang wanita
kecuali dengan mahramnya." (HR. Bukhari
dan Muslim)
Khalwat adalah perbuatan menyepi yang
dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan
yang bukan mahram dan tidak diketahui
oleh orang lain. Perbuatan ini dilarang
karena ia dapat menyebabkan atau
memberikan peluang kepada pelakunya
untuk terjatuh dalam perbuatan yang
dilarang.
Kerana ada sabda Nabi SAW bermaksud:
"Tiadalah seorang lelaki dan perempuan
itu jika mereka berdua-duaan melainkan
syaitanlah yg ketiganya." (Hadis Sahih)
Khalwat bukan saja dengan duduk
berduaan. Tetapi berbual-bual melalui
telepon di luar keperluan syar'i juga dikira
berkhalwat. Karena mereka sepi dari
kehadiran orang lain, meskipun fisikal
mereka tidak berada dalam satu tempat.
Namun melalui telepon mereka lebih bebas
membicarakan apa saja selama berjam-jam
tanpa merasa dikawal oleh sesiapa
Dan haram juga ialah perkara-perkara
syahwat yang membangkitkan hawa nafsu
contohnya yang berlaku pada
kebanyakkan muda-mudi atau remaja-
remaja sekarang dimana sms atau email
atau Facebook atau seumpamanya
menjadi alat untuk memadu kasih yang
memuaskan nafsu di antara pasangan dan
masing-masing melunaskan keinginan dan
keseronokkan semata-mata.
Membincangkan perkara-perkara lucah
lebih-lebih lagi hukumnya adalah haram.
Kesimpulan :
Hukum chatting sama dengan menelepon
sebagai mana yang sudah kita terangkan
di atas. Artinya chatting di luar keperluan
yang syar'i termasuk khalwat. Begitu juga
dengan sms. Walaupun dengan niat
berdakwah. Karena berdakwah kepada
jenis lawan bukanlah suruhan agama
kerana Allah telah menetapkan untuk
berdakwah kepada lelaki adalah lelaki juga,
begitu juga sebaliknya.
Namun bila ada tuntutan syar'i yang
darurat, maka itu diperbolehkan sesuai
keperluan. Tentunya dengan syarat-syarat
yang sudah kita jelaskan di atas. Di sinilah
menuntut kejujuran kita kpd Allah dalam
mengukur sejauhmana urusan kita itu
satu keperluan atau mengikut nafsu
semata-mata. Dan kejujuran itu pula
bergantung sejauhmana iman kita kepada
Allah. Jika muraqabatillah kita kuat (yakni
merasa diri sentiasa dalam pandangan
Allah), maka itu yang akan menjadi
pengawal kita. Jika tidak maka kita akan
hanyut bersama orang-orang yang
terpedaya dengan teknologi moden ini.
Na'uzubillah.
Agak menyedihkan juga dengan kenyataan
saudari, bahawa dalam suasana nyata
saudari amat menjaga batas pergaulan
dengan lelaki bukan mahram, namun di
alam siber saudari bebas berbual mesra
tanpa batasan syara'. Saya percaya ramai
remaja muslimah yang terjebak ke dalam
situasi yang syubhah ini.
Internet sangat baik untuk kita, dimana ia
memudahkan banyak urusan kita tapi jika
kita menyalahgunakannya akan membawa
akibat buruk kepada akhlak dan
masyarakat kita.
Semoga jawapan ini dapat memandu para
muslim dan muslimah remaja atau dewasa
dalam melayari kehidupan yang penuh
ujian keimanan ini.
Alangkah bahagianya jika para remaja
muslim dan muslimah yang terdiri
daripada para intelek hari ini berpegang
teguh kepada tali agama iaitu taat kepada
perintah dan larangan Allah dalam setiap
urusan hidupnya. Semoga dengan itu Allah
akan menurunkan rahmah-Nya kepada
kita semua.
Dan semoga Allah menjauhkan kita dari
segala fitnah dunia yang sangat manis
pada pandangan mata.
Demikian yang dapat saya sampaikan.
Semoga mendapat manfaat.
Wallahu a'lam.
Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad, IKRAM
Johor
Pebruari 5, 2012