Selamat Datang

SELAMAT DATANG semoga Anda nyaman di blog sederhana ini semoga tidak membosankan

Sabtu, 22 Februari 2014

HUKUM MENGAJARKAN ILMU

Kalau kita telah mempelajari ilmu-ilmu itu, apakah kewajiban kita yg harus di tunaikan?. Kewajiban yg harus ditunaikan adalah mengamalkan ilmu itu, sehingga menjadi ilmu yg bermanfaat; manfaat bagi diri kita sendiri dan manfaat bagi org lain.
.
Agar manfaat bagi org lain hendaklah kita ajarkan ilmu itu kepada orang lain. Mengajarkan ilmu ialah: "memberi penerangan kepada mereka dengan uraian lisan, ataua dengan melaksanakan suatu amal di depan mereka, atau dengan jalan menysusun atau mengarang buku-buku, atau bisa juga memanfaatkan media internet di jaman sekarang ini untuk di ambil manfaatnya bagi orang lain.
.
Mengajarkan ilmu kecuwali diperintah oleh agama, sungguh tidak disangkal lagi, bahwa mengajar adalah pekerjaan yg seutama-utamanya. Nabi di utus kedunia ini pun dengan tugas mengajar. Sebagaimana Sabdanya artinya: "Aku di utus ini, untuk menjadi pengajar". (HR. Baihaqi)
sekirangan Alloh swt. tidak membangkitkan Rosul untuk menjadi guru manusia, guru dunia, tentulah masyarakat manusia tinggal dalam kenodohan sepanjang masa.
.
Walaupun akal dan otak manusia munkin menghasilkan berbagai ilmu pengethuan, namun masih ada juga hal2 yg tidak dapat dijangkaunya, yaitu hal2 yg di luar akal manusia. Untuk itulah Rasul Alloh di bangkitkan ke dunia ini.
.
Mengingat pentingnya penyebaran ilmu pengetahuan kepada manusia/masyarakat secara luas, agar mereka tdk dalam kebodohan dan kegelapan, maka diperlukan kesadarannya dari para mu'allim, para guru dan 'ulama, untuk beringan tangan menuntun mereka menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Bagi para guru dan 'ulama yg suka menyembunyikan ilmunya, mendapat ancaman, sebagaimana sabda Nabi saw. yg artinya: "barang siapa di tanya tentang suatu ilmu, kemudian menyembunyikan (tidak mau memberikan jawabannya), maka Alloh akan mengekangkan (mulutnya), kelak di hari kiamat dengan kekangan (kendali) dari api neraka". (HR. Ahmad)
.
Marilah kita tuntun ilmu pengetahuan, sesempat munkin dengan tidak ada hentinya tanpa absen sampai keliang kubur, dengan ikhlas dan tekad mengamalkan dan menyumbangkannya ke masyarakat, agar kita dapat mengenyam hasil dan buahnya.

DERAJAT OARANG YANG MENUNTUT ILMU

Jika ditinjau dari segi orang yg memiliki ilmu dengan yg tidak, maka sungguh jauh sekali perbedaanya, baik nilainya maupun derajatnya, sebagaimana firman Alloh swt.: "KUL HAL YASTIL-LADZINA YA'LAMUUNA WAL-LADZIINA LAYA'LAMUUNA IN-NAMA YA TADZAK-KARU ULUL ALBAB"
yang artinya: "Katakanlah hai Muhammad!. Adakah sama orang yang berilmu dengan orang yg tidak berilmu? Sesungguhnya yang dapat menyadari itu hanyalah irang yang mempunyai fikiran". (S. Az-Zumar, ayat 9)
di dalam ayat lain Alloh swt. Berfirman: "YAR FAGHIL-LAHUL LADZIINA AAMANU MINGKUM WAL-LADZIINA UTUL 'ILMA DAROJATIN" Yang artinya: "Alloh meninggikan segala orang yang beriman dan segala orang yang diberikan ilmu dengan beberapa derajat" (s. Al-Mujaadalah, ayat 11).
Ayat-ayat tersebut menggambarkan, betapa tinggi nilai dan derajat orang yg berilmu itu. Dengan ilmu manusia akan memperoleh segala kebaikan; Dan dengan ilmu manusia akan memperoleh derajat dan kedudukan yg mulia. Walaupun pada suatu ketika pandangan manusia terhadap ilmu atau pemilik ilmu menjadi kabur, karena kerasnya pengaruh bendakbenda atau yang lain-lain, tetapi kita yakin, nanti pada suatu ketika juga, manakala bahaya yang di timbulkan oleh benda-benda atau lainya telah menghebat, orang akan kembali lagi mencari ilmu untuk pengobatannya.

Sabtu, 15 Februari 2014

MAKNA SURAH AL-FATIHAH

AL-FATIHAH (PEMBUKAAN)
SURAH KE-1
Terdiri atas 7 ayat. Makiyah, dikatakan pula Madaniyah. Dinamai juga:
1. Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an)
2. Ummul kitäb (Induk Al-kitab)
3. As-sab'ul Masani (Tujuh yang Berulang-ulang).

Ayat:
1. Dengan menyebut nama Alloh{1} yang Maha Pengasih{2} lagi Maha Penyayang{3.4}
2. Segala Puji{5} bagi Alloh, Tuhan{6} semesta alam{7}
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai{8} hari pembalasan{9}.
5. Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah{10} dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan{11}:
6. Tunjukilah kami{12} jalan yang lurus
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engjau anugerahi nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat{13}.

{1}. Nama Zat Yang Maha Suci; Zat yang berhak di sembah dengan sebenar-benarnya; Zat yang tidak membutuhkan mahluk-Nya, tetapi di butuhkan oleh mahluk-Nya.
{2}. Salah satu nama dari Alloh S.W.T (ar-Rahman), yang memberi pengertian bahwa Alloh S.W.T bersifat welas asih, melimpahkan karunia-Nya kepada semua mahluk-Nya.
{3}. Salah satu dari nama Alloh SWT. (ar-Rahim) , yang memberi pengertian bahwa Alloh SWT. senantiasa bersifat Rahim, yaitu Alloh SWT. bersifat penyayang selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mahluk-Nya yang taat dan bertaqwa.
{4}. Bismillahir rohmanir rahim: a. Saya membaca surah al-Fatihah karena Alloh SWT. semata karena itu, saya membaca surah ini dengan menyebut nama Alloh SWT.; b. Setiap pekerjaan yang baik hendaknya dimulai dengan menyebut nama Alloh SWT., seperti makan, minum, menyembelih binatang untuk dimakan dan sebagainya.
{5}. Memuji Alloh SWT. berarti menyanjung seluruh perbuatan-Nya. Kita menghadapkan segala puji kepada Alloh SWT., karena Alloh SWT. Adalah segala sumber kebaikan yang patut dipuji. Oleh karena itu, memuji Alloh SWT. Dilakukan pula saat kita bersyukur (mengakui keutamaan nikmat yang diberikan-Nya).
{6}. Alloh SWT. (Rabb) yaitu Tuhan yang ditaati, yang memiliki, mendidik, mengatur dan memelihara mahluk-Nya.
{7}. Semua yang diciptakan Alloh SWT. Yang terdiri atas berbagai jenis dan macam, seperti alam manusia, alam hewan, alam tumbuhan, benda-benda mati, dan sebagainya. Alloh SWT. adalah pencipta semua alam.
{8}. Dengan memanjangkan mim, kata malik berarti pemilik atau penguasa. Bila dibaca dengan memendekan mim, kata malik berarti raja (lihat surah An-Nas ayat 2).
{9}. Adalah hari saat manusia menerima pembalasan setiap amalannya, yang baik maupun buruk. Yawmid din disebut juga yawmul qiyamah , yawmul hisab, yawmul jaza, dan sebagainya.
{10}. Kepatuhan dan ketundukan yang timbul oleh perasaan tentang kebesaran Alloh SWT. sebagai Tuhan yang disembah karena keyakinan bahwa Alloh SWT. mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap penyenbah-Nya.
{11}. Meminta bantuan hanya kepada Alloh SWT. untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang sanggup maupun tidak sanggup diselesaikan dengan kemampuan sendiri.
{12}. Memohon kepada Alloh SWT. supaya memberikan petunjuk ke jalan yang benar. Yang di maksud dalam ayat ini bukan sekedar memberikan hidayah saja, tetapi memberikan taufik (pertolongan) untuk mencapai jalan yang benar.
{13}. Semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

MAKNA SURAH AL-FATIHAH

AL-FATIHAH (PEMBUKAAN)
SURAH KE-1
Terdiri atas 7 ayat. Makiyah, dikatakan pula Madaniyah. Dinamai juga:
1. Ummul Qur'an (Induk Al-Qur'an)
2. Ummul kitäb (Induk Al-kitab)
3. As-sab'ul Masani (Tujuh yang Berulang-ulang).

Ayat:
1. Dengan menyebut nama Alloh{1} yang Maha Pengasih{2} lagi Maha Penyayang{3.4}
2. Segala Puji{5} bagi Alloh, Tuhan{6} semesta alam{7}
3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
4. Yang menguasai{8} hari pembalasan{9}.
5. Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah{10} dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan{11}:
6. Tunjukilah kami{12} jalan yang lurus
7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engjau anugerahi nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang di murkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat{13}.

{1}. Nama Zat Yang Maha Suci; Zat yang berhak di sembah dengan sebenar-benarnya; Zat yang tidak membutuhkan mahluk-Nya, tetapi di butuhkan oleh mahluk-Nya.
{2}. Salah satu nama dari Alloh S.W.T (ar-Rahman), yang memberi pengertian bahwa Alloh S.W.T bersifat welas asih, melimpahkan karunia-Nya kepada semua mahluk-Nya.
{3}. Salah satu dari nama Alloh SWT. (ar-Rahim) , yang memberi pengertian bahwa Alloh SWT. senantiasa bersifat Rahim, yaitu Alloh SWT. bersifat penyayang selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada mahluk-Nya yang taat dan bertaqwa.
{4}. Bismillahir rohmanir rahim: a. Saya membaca surah al-Fatihah karena Alloh SWT. semata karena itu, saya membaca surah ini dengan menyebut nama Alloh SWT.; b. Setiap pekerjaan yang baik hendaknya dimulai dengan menyebut nama Alloh SWT., seperti makan, minum, menyembelih binatang untuk dimakan dan sebagainya.
{5}. Memuji Alloh SWT. berarti menyanjung seluruh perbuatan-Nya. Kita menghadapkan segala puji kepada Alloh SWT., karena Alloh SWT. Adalah segala sumber kebaikan yang patut dipuji. Oleh karena itu, memuji Alloh SWT. Dilakukan pula saat kita bersyukur (mengakui keutamaan nikmat yang diberikan-Nya).
{6}. Alloh SWT. (Rabb) yaitu Tuhan yang ditaati, yang memiliki, mendidik, mengatur dan memelihara mahluk-Nya.
{7}. Semua yang diciptakan Alloh SWT. Yang terdiri atas berbagai jenis dan macam, seperti alam manusia, alam hewan, alam tumbuhan, benda-benda mati, dan sebagainya. Alloh SWT. adalah pencipta semua alam.
{8}. Dengan memanjangkan mim, kata malik berarti pemilik atau penguasa. Bila dibaca dengan memendekan mim, kata malik berarti raja (lihat surah An-Nas ayat 2).
{9}. Adalah hari saat manusia menerima pembalasan setiap amalannya, yang baik maupun buruk. Yawmid din disebut juga yawmul qiyamah , yawmul hisab, yawmul jaza, dan sebagainya.
{10}. Kepatuhan dan ketundukan yang timbul oleh perasaan tentang kebesaran Alloh SWT. sebagai Tuhan yang disembah karena keyakinan bahwa Alloh SWT. mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadap penyenbah-Nya.
{11}. Meminta bantuan hanya kepada Alloh SWT. untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang sanggup maupun tidak sanggup diselesaikan dengan kemampuan sendiri.
{12}. Memohon kepada Alloh SWT. supaya memberikan petunjuk ke jalan yang benar. Yang di maksud dalam ayat ini bukan sekedar memberikan hidayah saja, tetapi memberikan taufik (pertolongan) untuk mencapai jalan yang benar.
{13}. Semua golongan yang menyimpang dari ajaran Islam.

Jumat, 14 Februari 2014

Menuntut Ilmu Sebagai Ibadat

Asalamau 'alaikum saudara, selamat petang.. Kali ini saya coba tuliskan pandangan menuntut ilmu sebagai ibadat.
Di lihat dari segi ibadat, sungguh menuntut ilmu itu sangat tinggi nilai dan pahalanya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W yang artinya: "Sungguh sekiranya engjkau melangkahkan kakinya di waktu pagi (maupun petang), kemudian mempelajari satu ayat dari kitab Alloh (Al-Qur'an), maka pahalanya lebih baik dari pada ibadat satu tahun".
Dalam hadist lain dinyatakan "Barangsiapa yang pergi untuk menuntut ilmu, maka dia telah termasuk golongan sabilillah (orang yg menegakkan agama Alloh) hingga ia sampai pulang kembali". (HR. Turmudzi)
.
Mengapa menuntut ilmu itu sangat tinggi nilainya dari segi ibadah? Karena amal ibadah yg tidak di landasi dengan ilmu yg berhubungan dengan itu, akan sia-sialah amalnya. Syaikh Ibnu Rusklan dalam hal ini menyatakan: "Siapa saja yg beramal (melaksanakan amal ibadat) tanpa ilmu, maka amalnya akan di tolak, yakni tidak diterima".

Kamis, 13 Februari 2014

Hukum Menuntut Ilmu

Asalamu 'alaikum warohmatullohi waba rokaatuh, apa kabar sahabat semua? Semoga dalam keadaan baik baik saja. Kali ini saya akan coba menulis sedikit tentang kewajiban kita sebagai umat muslim yaitu menuntut ilmu yg mana di sebutkan dlm salah satu hadist bahwa "menuntut ilmu itu hukumnya wajib dari lahir sampai ahir hayat" Apabila kita perhatikan isi Al-Qur'an dan Al-Hadist, maka terdapatlah beberapa suruhan yang mewajibkan bagi setiap muslim bagi laki-lalki maupun perempuan untuk menuntut ilmu, agar mereka tergolong menjadi umat yg cerdas, jauh dari kabut kejahilan dan kebodohan.

Menuntut ilmu artinya berusaha menghasilkan segala ilmu, baik dengan jalan menanya, melihat, atau mendengar.

Perintah kewajiban menuntut ilmu terdapat dalam hadist Nabi Muhammad S.A.W : "Menuntut ilmu adalah fardlu bagi tiap2 muslim. Baikl laki-laki maupun perempuan". (HR. Ibnu Abdulbari)



dari hadist ini kita memperoleh pengertian bahwa Islam mewajibkan pemeluknya menjadi org yg berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemashlahatan an jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisa segala pengalaman yg di dapatai oleh umat yg lalu baik yg berhubungan dengan 'aqaid dan ibadat, baik yg berhubungan dengan soal-soal dan segala kebutuhan hidup.

Nabi Muhammad S.A.W bersabda: "Barangsiapa yg menginginkan soal-soal yg berhubnungan dengan dunia, wajiblah ia memiliki ilmunya; dan barangsiapa yg ingin (selamat dan berbahagia) di akhirat, wajiblah ia memiliki ilmunya pula; dan barangsiapa yg menginginkan kedua-duanya, wajiblah ia memiliki ilmu kedua-duanya pula". (H.R Bukhari dan Muslim)

Islam mewajibkan kita menuntut ilmu dunia yg memberi manfaat dan berguna untuk menuntun kita di dunia, agar tiap-tiap muslim jangan picik; dan agar setiap muslim mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yg dapat membawa kemajuan bagi penghuni dunia ini di dalam batas-batas yg di ridlai Alloh S.W.T.

Demikian pula Islam mewajibkan kita menuntut ilmu akhirat yg menghasilkan natijah yakni ilmu yg diamalkan sesuai dengan perintah syara'.

Hukum perintah menuntut ilmu itu adakalanya wajib 'ain dan adakalanya wajib kifayah.

Ilmu yg wajib 'ain di pelajari oleh mukallaf yaitu yg perlu diketahui untuk meluruskan 'aqidah yg wajib di percayai oleh seluruh umat muslim; dan yg perlu dikathui untuk melaksanakan pekerjaan2 yg dirafdlukan atasnya, seperti sholat, zakat, puasa, dan haji. Di samping itu perlu di pelajari ilmu akhlak untuk mengetahui adab sopan santun yg perlu kita laksanakan dan tingkah laku yang harus kita tinggalkan. Di samping itu harus pula mengetahui kepandaian dan keterampilan yg menjadi tonggak hidupnya.

Adapun pekerjaan2 yg tidak dikerjakan sehari-hari maka di wajibkan mempelajarinya kalau dikehendaki akan melaksanakannya, seperti seseorang yg hendak memasuki gapura pernikahan, seperti syarat-syarat dan rukunnya dan segala yg diharamkan dan dihalalkan dalam menggauli istrinya.

Sedang ilmu yg wajib kifayah hukum mempelajarinya, ialah ilmu-ilmu yg hanya menjadi pelengkap, misalnya ilmu tafsir, ilmu hadist dan sebagainya.