Selamat Datang

SELAMAT DATANG semoga Anda nyaman di blog sederhana ini semoga tidak membosankan

Senin, 27 Januari 2014

Keutamaan Ibunda Khadijah radhiyallahu ‘anha

Segala puji hanya untuk Allah Ta’ala, shalawat
serta salam semoga tercurah kepada
Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam. Aku
bersaksi bahwa tidak ada ada ilah yang
berhak disembah dengan benar melainkan
Allah Shubhanahu wa ta’alla semata yang
tidak ada sekutu bagi -Nya, dan aku juga
bersaksai bahwa Muhammad
Shalallahu’alaihi wa sallam adalah seorang
hamba dan utusan -Nya. Amma ba’du:
Berikut ini adalah rangkaian panjang dalam
bingkai siroh perjalanan hidup Umul
Mukminin, istri Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam. Beliau dilahirkan lima belas
tahun sebelum tahun gajah, dalam nasab,
dirinya termasuk berada pada kalangan
menengah dalam suku Quraisy, dan yang
paling tinggi kemuliaannya. Sampai dirinya
dikenal dengan kesuciannya dari hal-hal
buruk yang dilakukan para wanita pada
zaman jahiliyah.
Beliau seorang saudagar wanita yang sukses
dengan harta yang melimpah. Dan beliau
dipersunting oleh Rasulallah Shalallahu’alaihi
wa sallam sedangkan saat itu umurnya
sudah sampai empat puluh tahun, dan Nabi
berusia dua puluh lima. Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah
memadu dengan wanita lain sampai setelah
kematiaannya dikarenakan kedudukan serta
keutamaan beliau dihati Nabi, sesungguhnya
dia adalah sebaik-baik teman hidup.
Darinya lahir anak-anak beliau, pertama anak
laki-laki yang bernama Qosim, dimana
dengan sebab itu beliau dipanggil ayahnya.
Kemudian lahir Zainab, Ruqoyyah, Ummu
Kultsum dan Fatimah serta Abdullah.
Beliau dijuluki dengan wanita yang paling
baik akhlaknya lagi suci. Dari anak-anak yang
lahir darinya, semua anak laki-lakinya
meninggal ketika masih kecil, adapun anak-
anak perempuannya maka seluruhnya
menjumpai masa Islam dan semuanya
masuk agama Islam dan ikut hijrah, dan
mereka semua menjumpai ibunya kecuali
Fatimah, sesungguhnya ibunya meninggal
beberapa bulan setelah kelahirannya.
Dirinya adalah orang pertama yang beriman
dan percaya kepada Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam sebelum ada
seorangpun yang beriman padanya. Beliau
yang meneguhkan Nabi supaya tetap teguh,
serta membawanya kepada anak pamannya
Waraqah. Dan Allah Shubhanahu wa ta’alla
telah menyuruh Nabi -Nya supaya memberi
kabar gembira kepadanya, dengan rumah
disurga dari emas yang tidak ada kebisingan
serta rasa capek didalamnya.
Dialah Ibunda kuam mukminin Khadijah binti
Khuwailid bin Asad al-Quraisyiyah al-
Asadiyah. Beliau adalah wanita yang paling
mulia pada umat ini. Imam adz-Dzahabi
mengatakan tentang beliau: ‘Seorang yang
sangat berakal lagi terhormat, teguh
beragama, terjaga dari sifat keji lagi mulia,
yang termasuk penghuni surga. Adalah Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam biasa
memujinya dan mengutamakan dirinya dari
semua istri-istrinya. Sehingga beliau sangat
mengaguminya, sampai kiranya Aisyah
radhiyallahu ‘anha mengatakan: ‘Aku tidak
pernah merasa cemburu terhadap madu
yang lainnya melebihi kecemburuanku pada
Khadijah, dikarenakan saking seringnya Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
menyebut-yebut dirinya’. [ Lihat Siyar A’lamu
Nubala 2/110]
Disebutkan dalam sebuah hadits, yang
dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim
dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau
menceritakan: ‘Pada suatu ketika Jibril
mendatangi Nabi Muhammad Shalallahu
‘alaihi wa sallam sambil mengatakan pada
beliau:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ
ﻫَﺬِﻩِ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﻗَﺪْ ﺃَﺗَﺖْ ﻣَﻌَﻬَﺎ ﺇِﻧَﺎﺀٌ ﻓِﻴﻪِ ﺇِﺩَﺍﻡٌ ﺃَﻭْ ﻃَﻌَﺎﻡٌ ﺃَﻭْ
ﺷَﺮَﺍﺏٌ ﻓَﺈِﺫَﺍ ﻫِﻲَ ﺃَﺗَﺘْﻚَ ﻓَﺎﻗْﺮَﺃْ ﻋَﻠَﻴْﻬَﺎ ﺍﻟﺴَّﻠَﺎﻡَ ﻣِﻦْ ﺭَﺑِّﻬَﺎ ﻭَﻣِﻨِّﻲ
ﻭَﺑَﺸِّﺮْﻫَﺎ ﺑِﺒَﻴْﺖٍ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ﻣِﻦْ ﻗَﺼَﺐٍ ﻟَﺎ ﺻَﺨَﺐَ ﻓِﻴﻪِ ﻭَﻟَﺎ
ﻧَﺼَﺐَ « ]ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ ]
“Wahai Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam,
Ini Khadijah telah datang. Bersamanya
sebuah bejana yang berisi lauk, makanan
dan minuman. Jika dirinya sampai katakan
padanya bahwa Rabbnya dan diriku
mengucapkan salam untuknya. Dan
kabarkan pula bahwa untuknya rumah
disurga dari emas yang nyaman tidak bising
dan merasa capai”. HR Bukhari no: 3820.
Muslim no: 2432.
As-Suhaili mengomentari hadits diatas:
‘Hanya saja beliau diberi gambar seperti itu,
dengan mendapat rumah disurga yang
terbuat dari batu permata, dikarenakan
dirinya telah menghimpun berbagai sarana
sebagai pionir terdepan yang beriman
kepada suaminya, dibarengi dengan
sikapnya yang tenang dan tidak merasa
capai dalam pembelaannya. Dan dikarenakan
dalam kehidupannya beliau tidak pernah
mengangkat suara kepada Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam serta tidak
membikin suaminya merasa capai apalagi
menganggu urusannya’. [Bidayah wa
Nihayah karya Ibnu Katsir 4/317]
Ibnu Ishaq mengatakan: ‘Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam merasa begitu
sedih tatkala Abu Thalib dan istrinya
Khadijah meninggal secara berurutan.
Khadijah adalah istri sekaligus pembantunya
yang sangat tulus. Dalam garis silsilah nasab,
Ayah beliau bertemu dengan Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam pada
kakek yang ke empat yaitu Qusai bin Kilab,
sedangkan ibunya bertemu dalam silsilah
keturunan bersama Nabi pada kakeknya
yang kedelapan yaitu Lu’ay bin Ghalib.
Khadijah adalah seorang yang banyak harta,
maka beliau menawarkan kepada Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
untuk membawa dagangannya ke negeri
Syam ditemani budaknya Maisaroh. Tatkala
Nabi pulang dengan membawa keuntungan
yang sangat banyak, serta melihat
kejujurannya, maka beliau terpikat
dengannya, lalu dia menawarkan supaya
mau menikah dengannya, lalu Nabi pun
menikah bersamanya dengan mahar dua
puluh unta betina’.[Sirah Ibnu Hisyam 1/236.
2/26]
Biografi Ibunda Khadijah radhiyallahu ‘anha
Diantara kejadian dan sikapnya yang sangat
mulia ialah sebuah kisah yang diriwayatkan
oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Aisyah
radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﺃَﻭَّﻝُ ﻣَﺎ ﺑُﺪِﺉَ
ﺑِﻪِ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲِ ﺍﻟﺮُّﺅْﻳَﺎ
ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺤَﺔُ ﻓِﻲ ﺍﻟﻨَّﻮْﻡِ ﻓَﻜَﺎﻥَ ﻟَﺎ ﻳَﺮَﻯ ﺭُﺅْﻳَﺎ ﺇِﻟَّﺎ ﺟَﺎﺀَﺕْ ﻣِﺜْﻞَ
ﻓَﻠَﻖِ ﺍﻟﺼُّﺒْﺢِ …ﺛُﻢَّ ﺫﻛﺮ ﻓﻲ ﺁﺧﺮ ﺍﻟﺤﺪﻳﺚ: ﻓَﺮَﺟَﻊَ ﺑِﻬَﺎ
ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳَﺮْﺟُﻒُ ﻓُﺆَﺍﺩُﻩُ ﻓَﺪَﺧَﻞَ
ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﺑِﻨْﺖِ ﺧُﻮَﻳْﻠِﺪٍ ﺭَﺿِﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻬَﺎ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ
ﺯَﻣِّﻠُﻮﻧِﻲ ﻓَﺰَﻣَّﻠُﻮﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﺫَﻫَﺐَ ﻋَﻨْﻪُ ﺍﻟﺮَّﻭْﻉُ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟِﺨَﺪِﻳﺠَﺔَ
ﻭَﺃَﺧْﺒَﺮَﻫَﺎ ﺍﻟْﺨَﺒَﺮَ ﻟَﻘَﺪْ ﺧَﺸِﻴﺖُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻲ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ
ﻛَﻠَّﺎ ﻭَﺍﻟﻠَّﻪِ ﻣَﺎ ﻳُﺨْﺰِﻳﻚَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﺑَﺪًﺍ ﺇِﻧَّﻚَ ﻟَﺘَﺼِﻞُ ﺍﻟﺮَّﺣِﻢَ ﻭَﺗَﺤْﻤِﻞُ
ﺍﻟْﻜَﻞَّ ﻭَﺗَﻜْﺴِﺐُ ﺍﻟْﻤَﻌْﺪُﻭﻡَ ﻭَﺗَﻘْﺮِﻱ ﺍﻟﻀَّﻴْﻒَ ﻭَﺗُﻌِﻴﻦُ ﻋَﻠَﻰ
ﻧَﻮَﺍﺋِﺐِ ﺍﻟْﺤَﻖِّ ﻓَﺎﻧْﻄَﻠَﻘَﺖْ ﺑِﻪِ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺗَﺖْ ﺑِﻪِ ﻭَﺭَﻗَﺔَ ﺑْﻦَ
ﻧَﻮْﻓَﻞِ ﺑْﻦِ ﺃَﺳَﺪِ ﺑْﻦِ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟْﻌُﺰَّﻯ ﺍﺑْﻦَ ﻋَﻢِّ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻭَﻛَﺎﻥَ
ﺍﻣْﺮَﺃً ﻗَﺪْ ﺗَﻨَﺼَّﺮَ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺠَﺎﻫِﻠِﻴَّﺔِ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﻜْﺘُﺐُ ﺍﻟْﻜِﺘَﺎﺏَ
ﺍﻟْﻌِﺒْﺮَﺍﻧِﻲَّ ﻓَﻴَﻜْﺘُﺐُ ﻣِﻦْ ﺍﻟْﺈِﻧْﺠِﻴﻞِ ﺑِﺎﻟْﻌِﺒْﺮَﺍﻧِﻴَّﺔِ ﻣَﺎ ﺷَﺎﺀَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺃَﻥْ
ﻳَﻜْﺘُﺐَ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﺷَﻴْﺨًﺎ ﻛَﺒِﻴﺮًﺍ ﻗَﺪْ ﻋَﻤِﻲَ ﻓَﻘَﺎﻟَﺖْ ﻟَﻪُ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﻳَﺎ
ﺍﺑْﻦَ ﻋَﻢِّ ﺍﺳْﻤَﻊْ ﻣِﻦْ ﺍﺑْﻦِ ﺃَﺧِﻴﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﻳَﺎ ﺍﺑْﻦَ
ﺃَﺧِﻲ ﻣَﺎﺫَﺍ ﺗَﺮَﻯ ﻓَﺄَﺧْﺒَﺮَﻩُ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺧَﺒَﺮَ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻯ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﻟَﻪُ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﻨَّﺎﻣُﻮﺱُ ﺍﻟَّﺬِﻱ
ﻧَﺰَّﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣُﻮﺳَﻰ ﻳَﺎ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﻓِﻴﻬَﺎ ﺟَﺬَﻋًﺎ ﻟَﻴْﺘَﻨِﻲ ﺃَﻛُﻮﻥُ
ﺣَﻴًّﺎ ﺇِﺫْ ﻳُﺨْﺮِﺟُﻚَ ﻗَﻮْﻣُﻚَ ﻓَﻘَﺎﻝَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ
ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺃَﻭَﻣُﺨْﺮِﺟِﻲَّ ﻫُﻢْ ﻗَﺎﻝَ ﻧَﻌَﻢْ ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺭَﺟُﻞٌ ﻗَﻂُّ ﺑِﻤِﺜْﻞِ
ﻣَﺎ ﺟِﺌْﺖَ ﺑِﻪِ ﺇِﻟَّﺎ ﻋُﻮﺩِﻱَ ﻭَﺇِﻥْ ﻳُﺪْﺭِﻛْﻨِﻲ ﻳَﻮْﻣُﻚَ ﺃَﻧْﺼُﺮْﻙَ ﻧَﺼْﺮًﺍ
ﻣُﺆَﺯَّﺭًﺍ ﺛُﻢَّ ﻟَﻢْ ﻳَﻨْﺸَﺐْ ﻭَﺭَﻗَﺔُ ﺃَﻥْ ﺗُﻮُﻓِّﻲَ ﻭَﻓَﺘَﺮَ ﺍﻟْﻮَﺣْﻲُ
« ]ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭﻣﺴﻠﻢ ]
“Pertama kali yang nampak pada Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam dari wahyu ialah
memperoleh mimpi yang baik tatkala tidur.
Adalah beliau, ketika tidur tidaklah melihat
sebuah mimpi melainkan pada keesokan
harinya pasti melihat kejadian yang sama
seperti apa yang dilihatnya didalam mimpi
tersebut….. kemudian di ceritakan pada akhir
hadits ini: “Maka beliau langsung pulang
dalam keadaan ketakutan, lalu masuk
kedalam rumah menemui istrinya Khadijah
binti Khuwailid sembari mengatakan
padanya: ‘Selimuti aku, selimuti aku’. Maka
Khadijah menyelimutinya sampai rasa cemas
yang ada pada diri Rasulallah Shalallahu’alaihi
wa sallam hilang. Setelah itu beliau
menceritakan kejadian yang baru saja
dialaminya kepada Khadijah, seraya
mengadu padanya: ‘Sungguh aku sangat
khawatir terhadap keselamatan diriku”. Lalu
Khadijah menjawab: “Sungguh tidak, demi
Allah. Allah tidak akan mencelakaimu,
sesungguhnya engkau adalah orang yang
suka menyambung tali silaturahim,
membantu orang, menyantuni fakir,
memuliakan tamu, dan senang membantu”.
Lalu beliau dibawa pergi oleh Khadijah
ketempat Waraqah bin Naufal bin Asad bin
Abdul Uzza, anak dari paman Khadijah. Dan
Waraqah ini adalah seorang yang beragama
Nashrani pada zaman Jahiliyah, beliau biasa
menulis kitab dengan bahasa Ibrani, dirinya
menulis Injil dengan bahasa Ibrani sesuai
yang Allah kehendaki, beliau seorang yang
sudah tua lagi buta. Maka Khadijah
menceritakan padanya, lalu mengatakan:
‘Wahai anak pamanku, dengarlah kisah apa
yang akan dikatakan oleh anak sudaramu’.
Waraqah lalu mengatakan pada Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam: ‘Wahai anak
saudaraku! Apa yang engkau lihat? Maka
Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam
menceritakan kejadian yang beliau alami.
Setelah selesai Waraqah berkata padanya:
‘Ini adalah Namus yang telah Allah utus
kepada Nabi Musa. Duhai sekiranya aku
masih kuat pada saat itu, aduhai sekiranya
aku masih hidup tatkala kaum mu
mengusirmu’. Rasulallah Shalallahu’alaihi wa
sallam merasa heran lalu menanyakan
padanya: ‘Apakah mereka akan mengusirku?
Ia, jawabnya. Tidak ada seorang pun yang
datang dengan membawa seperti apa yang
engkau bawa, melainkan pasti akan
mendapat cobaan, kalau seandainya aku
menjumpai hari dimana kamu diusir, pasti
aku akan membela serta menolongmu’.
Setelah itu, tidak selang berapa lama
Waraqah meninggal lalu wahyu terputus“.
[HR Bukhari no: 3, Muslim no: 160]
Diantara kisah beliau yang terpuji adalah
keikutsertaanya bersama Nabi Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam baik dalam suka
maupun duka. Turut bersama Rasulallah
Shalallahu’alaihi wa sallam dalam keadaan
sulit tatkala di isolir oleh kaumnya, hingga
sampai pada kondisi yang sangat
memprihatinkan dalam kehausan dan
kelaparan, hingga disebutkan oleh sebagian
sejarawan sampai-sampai kaum muslimin
pada saat itu memakan daun pepohonan.
Dan pada tahun tatkala embargo tersebut
diakhiri beliau meninggal.
Khadijah radhiyallahu ‘anha adalah wanita
terbaik yang ada pada umat ini,
sebagaimana yang ditegaskan dalam sebuah
hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari
dan Muslim dari Abdullah bin Ja’far
radhiyallahu ‘anhu, dia bercerita: ‘Aku pernah
mendengar Ali ketika di Kufah beliau
mengatakan: ‘Aku pernah mendengar
Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam
bersabda:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﺧَﻴْﺮُ ﻧِﺴَﺎﺋِﻬَﺎ
ﻣَﺮْﻳَﻢُ ﺍﺑْﻨَﺔُ ﻋِﻤْﺮَﺍﻥَ ﻭَﺧَﻴْﺮُ ﻧِﺴَﺎﺋِﻬَﺎ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ « ] ﺃﺧﺮﺟﻪ
ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ ﻭ ﻣﺴﻠﻢ]
“Wanita terbaik yang pernah ada ialah
Maryam putri Imran dan Khadijah“. [HR
Bukhari no: 3432. Muslim no: 2430]
Beliau termasuk wanita yang paling dicintai
oleh Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
serta seringkali menunaikan haknya.
Diterangkan dalam sebuah hadits yang di
riwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari
Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﻣَﺎ ﻏِﺮْﺕُ ﻋَﻠَﻰ
ﺃَﺣَﺪٍ ﻣِﻦْ ﻧِﺴَﺎﺀِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻣَﺎ ﻏِﺮْﺕُ
ﻋَﻠَﻰ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻭَﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﺘُﻬَﺎ ﻭَﻟَﻜِﻦْ ﻛَﺎﻥَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻜْﺜِﺮُ ﺫِﻛْﺮَﻫَﺎ ﻭَﺭُﺑَّﻤَﺎ ﺫَﺑَﺢَ ﺍﻟﺸَّﺎﺓَ ﺛُﻢَّ ﻳُﻘَﻄِّﻌُﻬَﺎ
ﺃَﻋْﻀَﺎﺀً ﺛُﻢَّ ﻳَﺒْﻌَﺜُﻬَﺎ ﻓِﻲ ﺻَﺪَﺍﺋِﻖِ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔَ ﻓَﺮُﺑَّﻤَﺎ ﻗُﻠْﺖُ ﻟَﻪُ
ﻛَﺄَﻧَّﻪُ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻓِﻲ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﺍﻣْﺮَﺃَﺓٌ ﺇِﻟَّﺎ ﺧَﺪِﻳﺠَﺔُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺇِﻧَّﻬَﺎ
ﻛَﺎﻧَﺖْ ﻭَﻛَﺎﻧَﺖْ ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻟِﻲ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻭَﻟَﺪٌ « ]ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ
ﻭﻣﺴﻠﻢ ]
“Aku tidak pernah merasa cemburu
terhadap istri-istri Nabi melebihi
kecemburuanku terhadap Khadijah, dan aku
belum pernah berjumpa dengannya. Akan
tetapi, beliau sering sekali menyebutnya.
Terkadang beliau menyembelih kambing lalu
memotong-motong dan mengirim pada
teman-teman Khadijah. Sampai pernah aku
mengatakan padanya: ‘Seakan-akan tidak
ada wanita lain didunia ini kecuali Khadijah’.
Maka beliau menjawab: “Sesungguhnya dia
itu wanita begini dan begitu, darinya aku
dikarunia anak“.
Dalam salah satu riwayat dikatakan:
“Sesungguhnya aku di karunia buah hati
darinya“.[ HR Bukhari no: 3818. Muslim no:
2434, 2435]
Masih dalam riwayat Bukhari dan Muslim
dibawakan sebuah riwayat dari Aisyah, dia
bercerita: ‘Pada suatu hari Halah binti
Khuwailid saudari Khadijah meminta izin
pada Rasulallah Shalallahu’alaihi wa sallam
untuk masuk kerumah, maka beliau menjadi
teringat dengan suara istrinya Khadijah, dan
beliau mengatakan: ‘Allahuma Halah binti
Khuwailid’. Dari situ (kata Aisyah) timbul
kecemburuanku, sehingga aku berkata:
‘Kenapa engkau selalu ingat pada wanita tua
itu yang sudah mati, sudah tua, jompo lagi.
Sedangkan engkau telah diganti oleh Allah
dengan wanita yang lebih baik’. [HR Bukhari
no: 3821. Muslim no: 2437]
Dalam satu riwayat dikatakan:
ﻗﺎﻝ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: » ﻣَﺎ ﺃَﺑْﺪَﻟَﻨِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪُ
ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﺧَﻴْﺮًﺍ ﻣِﻨْﻬَﺎ ﻗَﺪْ ﺁﻣَﻨَﺖْ ﺑِﻲ ﺇِﺫْ ﻛَﻔَﺮَ ﺑِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ
ﻭَﺻَﺪَّﻗَﺘْﻨِﻲ ﺇِﺫْ ﻛَﺬَّﺑَﻨِﻲ ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﻭَﺍﺳَﺘْﻨِﻲ ﺑِﻤَﺎﻟِﻬَﺎ ﺇِﺫْ ﺣَﺮَﻣَﻨِﻲ
ﺍﻟﻨَّﺎﺱُ ﻭَﺭَﺯَﻗَﻨِﻲ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﺰَّ ﻭَﺟَﻞَّ ﻭَﻟَﺪَﻫَﺎ ﺇِﺫْ ﺣَﺮَﻣَﻨِﻲ ﺃَﻭْﻟَﺎﺩَ
ﺍﻟﻨِّﺴَﺎﺀِ « ]ﺃﺧﺮﺟﻪ ﺃﺣﻤﺪ ]
“Allah belum pernah menggantikan yang
lebih baik darinya. Dirinya telah beriman
padaku tatkala manusia mengingkariku, dia
mempercayaiku ketika orang lain
mendustakanku, dirinya telah
mengorbankan seluruh hartanya manakala
orang lain mencegahnya dariku, dan
dengannya Allah memberiku rizki anak
tatkala hal itu tidak diberikan pada istri-
istriku yang lainnya“. [HR Ahmad 41/356 no:
24864]
Dan beliau meninggal pada bulan Ramadhan
sepuluh tahun setelah kenabian, ada yang
mengatakan; Delapan tahun, ada yang bilang
tujuh tahun. Dirinya tinggal bersama Nabi
Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam
selama dua puluh lima tahun. Beliau dikubur
di Hajun dan tahun kematiannya disebutkan
dalam siroh Nabi dengan tahun kesedihan,
dikarenakan kesedihan yang sangat dalam
yang dirasakan oleh beliau ketika harus
berpisah dengan istri tercintanya Khadijah,
semoga Allah Shubhanhu wa ta’alla meridhoi
ibunda kaum mukminin Khadijah, serta
membalas segala kebaikkannya untuk Islam
dan kaum muslimin, dengan sebaik-baik
balasan.
Akhirnya kita tutup dengan memuji Allah
Shubahanahu wa ta’ala, Rabb semesta alam.
Shalawat serta salam semoga senantiasa
Allah curahkan kepada Nabi kita Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wa sallam, dan merambah
kepada keluarga beliau serta seluruh para
sahabatnya.
Oleh: Syaikh Amin bin Abdullah asy-Syaqawi
Diterjemahkan : Abu Umamah Arif
Hidayatullah
Sumber makalah: IslamHouse.com/
Kisahislam/kisahmuslim/Renunganislam
Ket.Gambar :
Hanya Ilustrasi
Semoga Bermanfaat !
Tetap Semangat,Optimis,Selalu Bersyukur Dan
Ingatlah Allah Selalu!

0 komentar:

Posting Komentar